Aku 10 Bersaudara
Hai semua, perkenalkan aku Mida mahasiswi Semester 3 Jurusan management bisnis Universitas STEKOM. kali ini aku mau berbagi inspirasi menarik untuk kalian semua. semoga memotivasi kalian semua untuk lebih pede dimanapun kalian berada bagaimanapun keadaanmu saat ini. tentunya Pede dalam hal positif dan bermanfaat ya guys nggak sekedar pede asal pede ya guys
Terdidik dari kecil yang punya saudara seabrek alias 10 bersaudara dari satu ayah dan satu ibu membuatku berprinsip hidup dari semenjak dini banget, ya nggak dari bayi juga sih. seingat saya dari semenjak kelas 4 SD otak ini sudah mulai mampu berpikir gimana caranya mengejar prestasi supaya mendapatkan beasiswa gratis dari pemerintah. Alhamdulillah waktu itu aku mendapatkan itu. jadi mulai kelas 4 SD aku sudah mendapatkan beasiswa gratis dari suatu instansi perusahaan dekat tempatku sekolah.
Kemudian berlanjut ke SMP negeri tepatnya daerah tengaran tempat tinggalku Alhamdulillah kelas 1-3 SMP selalu mendapatkan ranking dan mendapatkan beasiswa lagi. Dan hal ini berlanjut ke MAN atau sekolah setara SMA Islam lah, tentunya dengan usaha ya man teman, tidak serta merta daftar langsung dapat gitu aja. Selain itu aku juga dapat meraih beberapa prestasi Alhamdulillah
Harta dari semua beasiswa prestasiku itu aku dapat bukan karena aku anak pejabat negara maupun pegawai negeri sipil melainkan orang tuaku adalah pekerja biasa, ayahku hanya seorang buruh dan ibuku dulu pedagang kecil kecilan saja beliau dagang sambil merawat putra putrinya yang jaraknya nggak terlalu jauh. Kebayang nggak sih 10 anak dengan jarak rata rata 2-3 tahun bagaimana sibuk dan repotnya. Mungkin kalau aku sudah emosi dan darah tinggi ya guys hahaha.
Tapi Alhamdulillah semua bisa beliau berdua lalui anak anak beliau alias saudara saudaraku sudah besar-besar semua dan masih hidup sehat semua tidak kurang suatu apapun. By the way ini bukan cerita orang tuaku ya guys melainkan ini cerita hidupku. Singkat cerita berkat mentalku yang aku punya dan ilmu yang didapat atas kerajinan dan kedisiplinan belajar, Alhamdulillah aku lulus SMA dengan nilai yang memuaskan. Aku bersyukur karena dengan kekuatan mentalku aku bisa berdiri sampai saat ini, tentunya berkat usaha guru-guruku dari TK - SMAku yang turut memotivasiku untuk selalu percaya diri dan yakin bahwa Mida pasti bisa dan juga doa dari kedua orang tuaku.
Predikat lulus penuh prestasi tanpa sepeserpun biaya yang dikeluarkan adalah kebahagiaan tersendiri ya guys, karena jujur ini nggak mudah.
Banyak saingan yang lebih dari Sego finansial dan derajat orang tua teman-temanku yang katakanlah orang orang terhormat Alhamdulillah tidak membuatku gentar sedikitpun atau minder bagiku semua orang makannya sama punya bentuk tubuh yang sama hidung sama telinga sama dan semua bagian tubuh yang sama masa aku nggak bisa sih aku harus bisa.
Aku selalu menekankan diriku bahwa aku harus lebih dari orang yang dicukupi kedua orang tuanya, Alhamdulillah bisa. Kalau dulu aku pemalu dan gampang menyerah nggak mungkin aku bisa kuliah di Universitas STEKOM bukan begitu? hehe
Nah... Berbekal mental baja dan kegigihan dalam belajar mengantarkanku bisa masuk ke banyak dunia. Dulu aku pernah jadi karyawan pabrik, selain itu dunia marketing juga.
Aku pernah ke luar negeri lho, berbekal bisa bahasa inggris dikit - dikit dan modal tidak malas akhirnya bisa terbang ke luar negeri, tepatnya di Singapura. Setelah di Indonesia lagi aku pernah bekerja jadi guru TK.
Intinya kita harus bisa masuk di berbagai dunia pekerjaan atau berbagai bidang jadi tidak terpaku pada satu potensi saja. Raihlah ilmu setinggi-tingginya, karena pasti ada manfaatnya. Belajarlah dari sejak kamu dilahirkan sampai ke liang lahat, karena kelak ilmumu pasti akan berguna. Lebih baik menangis waktu kecil karena merasakannya susah dan pahitnya belajar tapi manis menikmati buah hasilnya belajar di usia lanjut daripada menangis merasakan sakit di usia lanjut karena tidak pernah dan tidak mau merasakan susah dan pahitnya belajar di kala muda, nanti kamu akan merasakan perihnya kebodohan dan kalian bakal kecewa sendiri dan menyesal.