Penentuan Harga Pokok Poduksi Full Costing VS Variabel Costing


24 Feb 2022/heni susilowati, s. e. m. m/Informasi/121489 View

Siklus dalam dunia bisnis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu produksi, distribusi dan juga penjualan kepada konsumen atau konsumsi. Sebelum suatu barang dijual dan juga dibeli oleh konsumen ataupun pelanggan, produk harus melewati tahapan produksi. Dalam proses produksi ini tentunya diperlukan suatu metode yang dinilai efektif dan juga efisien untuk menentukan harga pokok produksi. Penentuan harga pokok produksi ini dipengaruhi oleh beberapa penyebab, seperti bahan baku, SDM, biaya overhead pabrik, dan hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan produksi. Metode yang banyak digunakan untuk menentukan harga pokok produksi adalah menggunakan full costing dan juga variable costing.  Metode full costing dan variable costing ini sama-sama berfungsi sebagai metode perhitungan atas suatu biaya produk. Kedua istilah tersebut keberadaannya sangat penting untuk proses perhitungan biaya dalam dunia bisnis.

1. Full Costing

Full costing merupakan suatu metode dalam dunia akuntansi yang menjelaskan bahwa semua biaya yang timbul pada proses produksi, seperti biaya variabel, biaya tetap, biaya langsung, biaya investasi, dan semua biaya yang digunakan dalam proses produksi digunakan sebagai indikator penting untuk menghitung total keseluruhan dari biaya utama.

2. Variable Costing

Variable costing adalah suatu metode penghitungan biaya secara keseluruhan yang dipakai untuk membuat sebuah produk, di mana biaya tersebut memiliki peluang untuk terus berubah mengikuti volume kegiatan usaha. Maksud dari perubahan tersebut adalah keberadaan biaya juga mengalami fluktuasi sebanding dengan kuantitas output serta volume produksi.

Perbedaan full costing dan variable costing, diantaranya sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan atas Laporan Laba Rugi

Jika menggunakan metode full costing maka biaya overhead akan dilaporkan dalam laporan keuangan saat produk sudah terjual, sedangkan untuk metode variable costing biaya overhead akan tetap dilaporkan dalam laporan keuangan.

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi yang Berbeda

Untuk menghitung harga pokok produksi di sebuah perusahaan, perbedaan yang paling mencolok antara keduanya adalah bahwa metode full costing menggunakan lebih banyak biaya overhead pabrik tetap dan variabel, sedangkan pada metode variable costing hanya menghitung biaya overhead variabel.

3. Biaya Per Periode

Di dalam metode full costing, biaya yang terdapat pada per periode akan dinilai sebagai biaya yang tidak berkaitan dengan biaya produksi tapi tetap akan mengurangi laba perusahaan. Biaya periode yang ada variable costing ini akan ikut dibebankan di dalam produksi.

Kelebihan Full costing dan Variable Costing

1. Kelebihan Full Costing

  • Mampu menampilkan jumlah biaya overhead secara komprehensif karena memiliki dua jenis biaya di dalamnya, yakni biaya overhead tetap dan variabel.
  • Metode ini bisa melakukan penundaan dalam beban biaya overhead saat produk belum laku dijual di pasaran.

2. Kelebihan Metode Variable Costing

  • Sesuai untuk Anda yang hanya ingin merencanakan untuk memperoleh laba dalam kurun waktu yang singkat.
  • Bisa digunakan untuk mengendalikan biaya, karena variable costing akan membagi biaya tetap menjadi dua bagian, yakni discretionary fixed cost dan committed fixed cost.
  • Bisa digunakan sebagai bahan rujukan dalam mengambil keputusan untuk melakukan order pesanan yang sifatnya memang khusus, terutama yang tidak memerlukan banyak pesanan, seperti yang terdapat dalam metode full costing.

Kelemahan Full costing dan Variable Costing

1. Kelemahan Full Costing

Harga jual menjadi lebih tinggi daripada menggunakan metode variable costing, karena metode full costing mengklaim bahwa konsumen akan mau membayar berapapun agar bisa membeli barang yang memang diinginkannya. Metode ini hanya sesuai digunakan yang bergerak dalam bidang produksi bahan pokok masyarakat pada umumnya.

2. Kelemahan Variable Costing

Pemisahan yang dilakukan pada discretionary fixed cost dan committed fixed cost akan sulit untuk dilakukan pada metode variable costing. Selain itu, metode ini akan menyebabkan naik turunnya suatu laba karena adanya perubahan dalam hal penjualan suatu produk perusahaan. Variable costing tidak cocok digunakan untuk perusahaan yang sifatnya lebih musiman, karena hanya akan menyebabkan kerugian laba yang tidak normal bagi perusahaan.

Kedua metode perhitungan ini sangat penting dalam dunia akuntansi untuk menghitung seberapa besar perhitungan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi sebuah produk bisnis. (HNS)