WEBINAR NASIONAL Tantangan Digitalisasi Akuntansi Terhadap Profesi Bidang Akuntansi Menuju New Society 5.0


22 Des 2022/rahma putra kusdarmawan/berita/429 View

Semarang, 22 Desember 2022 Progdi D3 Komoputer Akuntansi Universitas Sains dan Teknologi Komoputer (Universitas STEKOM) bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar, FEB Akuntansi-Universitas Padjadjaran, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC), STIE STEKOM, Perkumpulan komunitas Industri dan Vokasi Indonesia (PERKIVI) dan Toploker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Tantangan Digitalisasi Akuntansi Terhadap Profesi Bidang Akuntansi Menuju New Society 5.0.


Acara Webinar Nasional Tantangan Digitalisasi Akuntansi Terhadap Profesi Bidang Akuntansi Menuju New Society 5.0 tersebut diselenggarakan Kamis, 22 Desember 2022 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.

 

Webinar Nasional ini Menghadirkan 4 Narasumber, narasumbernya yaitu Dr. Jamaluddin Majid, S.E., M.Si., CAP (Dosen Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), Prof. Hamzah Ritchi, CA (Dosen FEB Akuntansi-Universitas Padjadjaran), Yanis Ulul Az’mi, SE, M.Ak (Dosen Universitas Wijaya Kusuma Surabaya), dan Henny S.E., M.Si. (Dosen Universitas STEKOM Semarang)


 

Dalam pemaparan narasumber yang pertama, Dr. Jamaluddin Majid, S.E., M.Si., CAP (Dosen Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar) menjelaskan tentang Tantangan profesi Akuntan era 4.0 menuju new Society 5.0. sejak tahun 2011, kita telah memasuki Industri 4.0, yang ditandai meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen. Revolusi Industri yang ditandai dengan kemunculan super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, sistem big data, rekayasa genetika yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.


Tahap-tahap Revolusi Industri diantaranya yaitu sebagai berikut, Tahun 1800 penemuan mesin uap, mendorong munculnya kapal uap, kereta api uap, mesin pabrik bertenaga uap, dll. Tahun 1900 penemuan listrik dan assembly line yang meningkatkan produksi barang. Tahun 2000 Inovasi teknologi informasi, komersialisasi, personal computer, dll. Sampai Revolusi ke-4.0 kegiatan manufaktur terintegrasi melalui teknologi wirtless dan big data secara masif.


Karakteristik utama Revolusi Industri 4.0. Kehadiran Disruptive Technology, Disruptive Technology hadir bergitu cepat dan pesat sehingga memberi ancaman bagi industri-industri raksasa. Perubahan ukuran perusahaan, di era yang baru ini, ukuran perusahaan tidak perlu besar, namun perusahaan tersebut haruslah lincah dalam memanfaatkan teknologi dan informasi.


Wajah kegiatan ekonomi Dunia sekarang. Saat ini berbagai macam kebutuhan menusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi.


Revolusi 4.0 di Indonesia. Beberapa model bisnis dan pekerjaan di Indonesia telah terkena dampak dari arus digitalisasi. Toko konversional mulai tergantikan dengan online marketplace. Taksi dan ojek tradisional mulai digantikan dengan transportasi online. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/xsy0rqKepX8



Dalam pemaparan narasumber yang kedua, Prof. Hamzah Ritchi, CA (Dosen FEB Akuntansi-Universitas Padjadjaran) menjelaskan tentang Meneropong dan Revolusi Akuntansi dalam Society 5.0.


Kecerdasan buatan, Komputer yang dapat dilatih untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan memproses data dalam jumlah besar. Pada tahap awal, itu tidak cerdas. Perlu sejumlah besar data untuk pelatihan.


mengikuti digitals tidak akan memotongnya untuk apa yang akan terjadi selanjutnya. Kita tidak dapat memiliki masyarakat yang benar-benar makmur jika kita lupa menempatkan dunia manusia sebagai pusat perhatian kita. Perlu menciptakan masyarakat cerdas baru yang membantu menyelesaikan masalah sosial daripada membuat peningkatan produktivitas sederhana.


Environmental, Social, and Governance ESG) Kerangka kerja yang membantu pemangku kepentingan memahami bagaimana organisasi mengelola risiko dan peluang seputar masalah keberlanjutan. Kriteria lingkungan mengacu pada dampak lingkungan organisasi dan praktik manajemen risiko. Pilar sosial mengacu pada hubungan organisasi dengan para pemangku kepentingannya. Governance mengacu pada bagaimana sebuah perusahaan dipimpin dan dikelola.


Society 5.0: Definition, Dapat didefinisikan sebagai "masyarakat kecerdasan: masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial oleh sistem yang sangat mengintegrasikan dunia maya dan ruang fisik. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/xsy0rqKepX8



Dalam pemaparan narasumber yang ketiga, Yanis Ulul Az’mi, SE, M.Ak (Dosen Universitas Wijaya Kusuma Surabaya) menjelaskan tentang Transformasi Peran Akuntan pada Era Digital. Saat ini berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai media interaksi dan transaksi seperti Bukalapak, Gojek, Ruang Guru, Quipper School, Tokopedia, Zenius, Sekolah.mu, dll.


Beberapa model bisnis dan pekerjaan di Indonesia telah terkena dampak dari arus digitalisasi. Ojek tradisional yang digantikan moda transportasi online. Toko konvensional  mulai tergantikan dengan online marketplace. Pertemuan secara tatap muka bisa dilakukan secara online.


Revolusi Industri 4.0 dikenal juga dengan istilah cyber physical system. Konsep penerapannya berpusat pada otomatisasi. Ada lima teknologi yang menjadi pilar utama yaitu Internet of Things, Big Data, Artificial, Intelligence, Cloud Computing dan Additive Manufacturing. Perubahan/revolusi industry ini memiliki dampak secara langsung yang merubah kinerja akunran.


Perkembangan teknologi mengubah bisnis. Pendanaan atas bisnis banyak asset yang akan berupa teknologi. Tidak banyak sumber daya yang dibutuhkan dalam bisnsi termasuk staf akuntansi. Pembuatan dan pengembangan perusahaan baru berbasis virtual office atau shop. Cara menjual produk dan jasa melalui online marketplace. Cara pembayaran melalui non tunai.


Penggunaan Teknologi oleh Akuntan. Penggunaan Robotics and data analytics (big data) mengambil alih pekerjaan dasar yang dilakukan oleh akuntan (mencatat transaksi, mengolah transaksi, memilah transaksi), sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Banyak perusahaan besar telah mengembangakan teknologi karena didukung oleh standarisasi atas proses pengelolaan keuangan, standarisasi atas arsitektur sistem dan informasi.


Masa depan akuntan. Aplikasi mobile bagi kliennya, sehingga mereka bisa mengakses data akuntan atau bisnisnya dari telepon genggam, tablet, atau smartphone. Mengelola data korporasi berbasis internet. Pengukuran dan penilaian, biaya dan manfaat penggunaan teknologi pada cloud computing dan social networking. Akuntansi akan diintegrasikan dengan kegiatan operasi melalui perangkat lunak sehingga akuntansi tidak dijalankan secara mandiri. CFO harus memahami teknologi tidak sekedar menejemen keuangan. Akuntansi harus menggunakan teknologi. Audit laporan keuangan akan berbasis real-time, regulator dan auditor langsung menarik data secara otomatis dari sistem dan sensor melekat pada  kegiatan operasional. Jika akuntan tidak ahli dalam informasi, maka profesi lain dapat mengambil alih fungsi akuntan. Akuntan adalah expert dalam bidang penyedia informasi keuangan, teknologi informasi akan menjadi kebutuhan pokok.


Keterampilan yang harus dimiliki akuntan diantanya yaitu mempu menerapkan pemikiran logis, krisis, sistematis, dan inovatif. Menguasai teknik, prinsip, dan pengetahuan procedural tentang penggunaan teknologi informasi. Kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan pertimbangan cost nemefit serta kemampuan unruk mengerahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan. Mampu secara mandiri mendesain proses bisnis dalam suatu sistem informasi akuntansi yang mendukung penyediaan informasi barbasis teknologi informasi untuk mendukung pengendalian menejemen dan pengambilan keputusan. Kemampuan untuk melalukan koordinasi, negisuasu, persuasi, mentoring, kepekaan dalam memberikan bantuan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/xsy0rqKepX8



Dalam pemaparan narasumber yang keempat, Henny S.E., M.Si. (Dosen Universitas STEKOM Semarang) menjelaskan tentang kemampuan Hard Skill dan Soft Skill Profesi Akuntansni dalam Menghadapi Era Digital Menuju New Society 5.0. Era digital adalah suatu era atau zaman yang sudah berubah kearah kemajuan yaitu penggunaan seba teknologi dalam segala aspek kehidupan.


Industri 1.0 saat-saat dimana mesin-mesin bertenaga air dan uap diperkenalkan. Industri 2.0 masa-masa pengenalan produksi massal dan pembagian kerja dalam pabrik-pabrik. Indusri 3.0 ketika orang mulai menggunakan perangkat elektronik dan teknologi informasi tepat guna, ditandai dengan munculnya komputer. Industry 4.0 saat industri sudah muali menyentuh dunia virtual, dimana manusia, mesin, dan data saling terkoneksi. Industri 5.0 suatu era dimana manusia dan teknologi saling bekerja sama demi meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi. Dimasa ini, artificial intelligence mulai marak digunakan.


Peluang dan tantangan profesi Akuntan. Peluang, apabila akuntan dapat menguasai sekaligus memaksimalkan teknologi tersebut pastinya akuntan tersebut memiliki nilai tambah dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam proses keuangan yang efisien serta menghasilkan informasi yang lebih strategis. Tantangan, dengan adanya teknologi yang begitu canggih para manusia pun ikut terancam tersingkirkan bahkan hilang. Tantangan utama bagi profesi akuntan dalam menghadapi era digital ini adalah penguasaan teknologi.


Industri 5.0 suatu era dimana manusia dan teknologi saling bekerja sama demi meningkatkan efektivitas dan efisiensi pro duksi. Di era society 5.0 inilah manusia harus aktif di dalam komunitas. Komponen utama Society 5.0 adalah manusia yang dapat menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi. Perkembangan ini diharapkan dapat meminimalisir kesenjangan sosial dan masalah ekonomi. Dalam New Society 5.0, semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Artinya, internet tidak hanya berguna untuk berbagi informasi dan menganalisis data, melainkan juga untuk menjalani kehidupan. Dengan demikian, akan tercipta keseimbangan antara peran manusia (masyarakat) dan pemanfaatan teknologi. Seorang akuntan harus memiliki jawaban atas tantangan yang pasti ada tersebut, dengan cara menyiapkan hal tersebut kea rah positif, di antaranya dengan meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skillnya. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/xsy0rqKepX8


FOTO BERSAMA